PERANAN KI HAJAR DEWANTARA DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN TAMAN SISWA DI INDONESIA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Dasar-Dasar Pendidikan
Disusun oleh:
Nama :Eka Setya Ningsih
NIM :140360876
Semester :1 (satu)
Jurusan
Dharma Acariya
SEKOLAH
TINGGI AGAMA BUDDHA
JAKARTA
2014
KATA PENGANTAR
Dengan
semangat, tekad dan kekuatan semua kebajikan dan keyakinan terhadap Triratna
akhirnya penulis bisa menyelesaikan makalah dengan judul ”peranan Ki Hajar Dewantara Dalam
mengenbangkankan pendidikan taman siswa di indonesia.”
Makalah
ini di ajukan guna memenuhi tugas akhir mata kuliah Daasar Dasar
Pendidikan Di semester ganjil tahun ajaran 2014/2015
Saya
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah menbantu, sehingga
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga
makalah ini memberikan informasi bagi Mahasiswa, dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Jakarta,
09 Desenber 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Taman siswa berdiri pada tanggal
3 juli 1992 , taman siswa adalah badan perjuangan kebudayaan dan pembangunan
masyarakat yang menggunakan pendidikan dalam arti luas untuk mencapai cita-cita
nya. Bagi taman siswa pendidikan bukan lah tujuan tetapi media untuk mencapai
tujuan perjuangan, yaitu mewujudkan manusia Indonesia yang merdeka lahir dan batin
nya.merdeka lahir dan batin nya. Merdeka lahiriah artinya tidak dijajah secara
fisik,ekonomi,politik,dsb,; sedangkan merdeka secara batiniah adalah mampu
mengendalikan keadaan. Berbicara Taman siswa tidak lepas dari pendirinya yaitu
Raden Mas Soewardi soeryaningrat atau yang biasa di kenal KI HAJAR DEWANTARA
beliau mendirikan Taman Siswa bertujuan untuk pendidikan pemuda Indonesia dan
juga sebagai alat perjuangan bagi rakyat Indonesia.
Tujuan taman siswa adalah membangun
anank didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha
Esa, merdeka lahir batin, luhur akal budinya,cerdas dan berketerampilan,serta
sehat jasmani dan rohaninya untuk
menjadi anggota masyarakat yang mandiri dan bertanggung jawab atas
kesejahteraan rakyat ,bangsa,dan tanah air , serta manusia pada umumnya
.meskipun dengan susunan kalimat yang berbeda
namun tujuan pendidikan taman siswa ini sejalan dengan pendidikan
nasional.
B.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan
latar belakang di atas, maka dapat di rumuskan masalah sebagai berikut ”bagaimana
peranan Ki Hajar Dewantara Dalam mengenbangkankan pendidikan taman siswa di
indonesia?”
C.
TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan dalam penulisan
makalah ini yaitu:
1. Untuk
mengetahui biografi Ki Haja Dewantara.
2. Untuk
mngetahui Perkembangan Perguruan Taman Siswa.
3. Untuk
mengetahui dasar dan tujuan Perguruan Taman Siswa.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. BIOGRAFI KI HAJAR
DEWANTARA
Ki
Hadjar Dewantara lahir di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889. Nama aslinya
Raden Mas Soewardi Soejaningrat, Putra bansawan pakualaman. Sebelumnya ia
belajar di school tot oplaiding van
inlandsche arsten (STOVIA) di
jakarta selama 5 tahun, namun tidak menamatkanya dan memutuskan untuk menjadi
wartawan. Ia kemudian berkenalan dengan Dr. Douwes Dekker (Dr. Setiabudhi) dan Dr. Tjipto Mangoenkoesoemo dam mereka
bertiga kemudian mendirikan indische partij. Karena tulisanya Als ik eens
nederlander was (seandainya aku seorang belanda )di tahun 1913, Soewardi
ditetapkan dan di buang ke negeri Belanda. Disana ia belajar untuk menjadi guru
disamping memperdalam bidang kewartawanan.
Ketika
kembali ke Indonesia, Soewardi
Soerjaningrat terjun ke duknia pendidikan. Tanggal 3 juli 1922, ia mendirikan
taman kanak – kanak yang dinamai taman
indrya, permulaan dari taman siswa yang
di sebutnya nationaal Onderwijs-Instituut Taman Siswa.
Konsep pendidikan yang digagas
Soewardi Soejaningrat mengakui hak anak atas kemerdekaanya untuk tumbuh dan
berkembang sesuai dengan bakat serta pembawaanya. Karena itu, konsepnya adalah
“ Tut Wuri Handayani” yang berarti
mengikuti anak dari belakang dari belakangnya.
Kihajar
Dewntara pernah menjabat sebagai menteri pendidikan, pengajaran dan kebudyaan
RI pertama, serta mendapatkan intang maha putra atas jasa – jasanya dalam
bidang kebudayaan dan pendidikan. Ia dianugerahi Doktor Honoris Causa( HC)
dalam ilmu kebudayaan dan universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
Tahun
1946 Kihajar Dewantara menjadi ketua panitia penyelidik pengajaran yang
dibentuk pemerintah untuk menentukan garis baru dalam bidang pendidikan dan
mengajar yang sesuai dengan cita – cita bangsa.Tahun 1946, Ki Hadjar Dewantoro menjadi ketua Panitia
Penyelidik Pengajaran yang dibentuk Pemerintah untuk menentukan garis baru
dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang sesuai dengan cita-cita bangsa.
Selanjutnya tahun 1948, mengetuai Badan Penasehat Pembentukan Undang-Undang
yang me- netapkan dasar-dasar bagi pendidikan dan pengajaran. Dengan demikian,
sebagian besar cita-cita Ki Hajar Dewantara tercermin dalam pendidikan dan
pengajaran yang diselenggara- kan oleh Pemerintah Indonesia dan dalam
Undang-Undang No. 4 tahun 1950 tentang Dasar-dasar Pendidikan dan Pengajaran di
Sekolah.
Dua
kawan seperjuangannya, Dr. Tjipto Mangoenkoesoemo dan Dr.Setiabudhi-mencoba
menggelar aktivitasnya masing- masing. Dr. Tjipto bergerak di wilayah politik,
sementara itu Dr. Setiabudhi bergerak di dunia pendidikan dengan mendirikan Ksatrian Instituut di Bandung yang
terkenal tertib, teratur, dan bermutu.
B.
PERGURUAN
TAMAN SISWA
1. Sejarah Perkembangan
Sejalan dengan adanya gerakan-gerakan
nasional di Indonesia, dalam bidang pendidikan terdapat pula gerakan-gerakan
yang ber- orientasi nasional. Di antaranya ialah gerakan yang dipelopori oleh
Ki Hajar Dewantara (R.M. Suwardi Suryaningrat).
Pada
tahun 1922 didirikan suatu lembaga ”Nationaal Onder- wijs Instituut Taman
Siswa” yang kemudian lebih dikenal dengan nama Perguruan Taman Siswa. Sekolah
pertama yang dibuka ialah Taman Kanak-Kanak yang waktu itu disebut
’’Kinderturn” atau di kalangan Taman Siswa sendiri disebut ’’Taman Indrya”.
Sekolah ini dibuka pada tanggal 3 Juli 1922 dimulai dengan 3 kelas dan 130
murid. Di samping itu dibuka kursus guru dengan 10 orang murid. Gurunya adalah
Ki Hajar sendiri dibantu oleh isterinya serta teman-temannya.
pada
jaman penjajahan Belanda dan Jepang mengalami ber- macam-macam kesulitan, namun
dapat diatasi bahkan dapat terus berkembang. Sesudah Proklamasi Kemerdekaan
perkembangan- nya sangat dipengaruhi oleh pasang surutnya kehidupan ber-
negara. Secara menyeluruh Taman Siswa ikut secara aktif dan positif serta
berpartisipasi dalam pengembangan pendidikan dan kebudayaan nasional.
Setelah
sekolah pertama didirikan di Yogyakarta, maka pada tanggal 6 Juli 1923, di
Cirebon didirikan Cabang Taman Siswa, dan pada tanggal 7 Juli 1924 di
Yogyakarta dibuka ”MULO Kweekschool” dengan lama belajar 4 tahun dimulai dengan
55 orang murid. Tahun 1925 ”MULO Kweekschool” (Taman Guru) 1 tahun dan nada tahun
1928 lulusan dari kedua sekolah tersebut diikutkan untuk ujian masuk ke AMS — A dan AMS — B. Pada tanggal 5
Februari dengan jenis sekolah Taman Indrya (Taman Kanak-Kanak) Taman Muda (SD),
Taman Dewasa (SMP), Taman Madya (SMAJ dan Taman Guru. Selain itu masih terdapat
Taman Madya ke- juruan (Taman Guru Indrya) dan Taman Antara (’’Schakel- schooP,
= sekolah peralih^tn dari sekolah berbahasa pengantai daerah ke bahasa Belanda)
Pada
jaman pendudukan Jepang pada umumnya sekolah swasta dilarang. Sebagiari besar
dari Perguruan Taman Siswa ditutup namun beberapa sekolah masih diijinkan untuk
dibuka. Sesuai dengan garis kebijaksanaan pada waktu itu yang meng- utamakan
sekolah kejuruan. Maka dibuka sekolah Taman Tam dan Taman Rini (Keputrian).
Pada
periode 1945 — 1965/1968, setelah Indonesia merdeka, sedikit demi sedikit Taman
Siswa dibuka kembali. Tahun 1946 Taman Siswa di Babad, Teluk Betung dibuka
kembali, tahun 1947 Taman Siswa di Malang, Sukabumi, Galang,.Lubuk Paham,
Juwana, Binjai dibuka kembali. Sedangkan tanggal 1 September 1951 Persatuan
Taman Siswa telah berbentuk badan hukum. Tahun 1953 didirikan Yayasan Timbang
Bakti dan Yayasan Ban- tuan Belajar. Kemudian tanggal 15 Nopember 1955
diresmikan berdirinya Taman Sarjana (Kursus B-l) oleh Ki Hajar Dewantara dengan
jurusan Alam, Pasti, Bahasa, dan Ilmu Sosial. Taman Sarjana ini disebut
Yayasan Sarjana Wiyata.
2.
Asas-asas Taman Siswa
Asas-asas, Taman Siswa yang
dibentuk tahun 1922 merupakan asas
perjuangan yang disahkan oleh Konggres Taman Siswa tanggal 7 Agustus 1930.
Adapun asas-asas tersebut adalah sebagaiberikut:
1. Adanya hak seseorang
untuk mengatur dirinya sendiri
2. Pengajaran harus mendidik anak menjadi manusia
yang merdeka batin, fikiran, dan tenaga.
3. Pengajaran jangan
terlampau mengutamakan kecerdasan pikiran karena dapat memisahkan orang
terpelajar dengan rakyat.
4.
Mempertinggi pengajaran tetapi yang tidak menghambat tersebarnya
pendidikan dan pengajaran untuk seluruh masyarakat.
5. Berkehendak untuk
mengusahakan kekuatan diri sendiri.
6. Keharusan untuk hidup
sederhana.
7. Mengorbankan segala
kepentingan untuk kebahagiaan anak didik.
C. DASAR DAN ASAS-ASAS
PERGURUAN TAMAN SISWA
Adapun dasar-dasar yang dipergunakan dalam Perguruan
Taman Siswa adalah dasar yang sesuai dengan Panca Darina yaitu:
1.
Kodrat alam, manusia sebagai mahluk
adalah satu
JH kodrat alam semesta ini.
2.
Kemerdekaan, adanya disiplin pada diri
sendiri oleh
diri 1 diri.
3.
Kebudayaan, memelihara nilai dan bentuk kebudayaan
nasional ke arah kemajuan bangsa.
4.
Kemanusiaan, bahwa darma tiap-tiap
manusia adalah mewujudkan kemanusiaan.
Sedangkan tujuan
tertinggi Taman Siswa adalah terwujudnya masyarakat tertib dan
damai, tetapi pada dasarnya menurutPer- aturan Besar Persatuan
Taman Siswa Bab IV pasal 13. Jacji tujuan pendidikan perguruan Taman Siswa adalah membangun anak didik menjadi manusia yang merdeka lahir batin, luhur akal budinya,
serta sehat jasmaninya untuk menjadi anggota masyarakat yang berguna
dan bertanggung jawab atas kesejahteraan bangsa, tanah air, serta manusia pada umumnya.
Pada
jaman penjajahan Belanda dan Jepang, Perguruan Taman Siswa melarang
guru-gurunya untuk mengajar ilmu politik dan berpolitik di sekolah. Namun tidak
melarang mereka untuk menjadi anggota partai politik. Meskipun demikian jelas
sekali bahwa tujuan akhir perguruan tersebut adalah mencapai tujuan politik,
yaitu kemerdekaan bangsa Indonesia.
Dalam
bidang pendidikan dan kebudayaan Perguruan Taman Siswa memberikan saham besar
kepada pendidikan Nasional dan boleh dikata semua prinsip Taman Siswa telah
tercakup di dalam- nya. Bahkan adagium ”Tut Wuri Hand ay an i” *) (tetap mem-
pengaruhi dengan memberi kesempatan kepada anak-anak didik untuk berjalan
sendiri) dijadikan lambang kata resmi dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Lengkapnya
ialah: ”Hing Ngarso Sung Tulodo” (Di depan berilah tauladan)” Hing Madya Mangun
Karsa (Di tengah ikut serta membentuk kehendak) dan ” Tut Wuri Handayani (Di
belakang tetap mempengaruhi dengan memberi kesempatan kepada anak-anak didik).
BABA
III
PENUTUP
A.
KESIPULAN
Tujuan
sistem Perguruan Taman Siswa membangun anak didik menjadi manusia beriman dan
bertakwa, merdeka lahir batin, budi pekerti luhur, cerdas dan berketrampilan,
serta sehat jasmani rohani agar menjadi anggota masyarakat yang mandiri dan
bertanggung jawab atas kesejahteraan tanah air serta manusia pada umumnya.
Prinsip yang
ada pada sistem Perguruan Taman Siswa , antara lain:
1. Ing ngarso
sung tulodo, di depan memberi teladan.
2. Ing madyo
mangun karso, di tengah membangun kemauan.
3. Tut wuri
handayani, di belakang memberi dorongan. Sehingga pengajaran Tut Wuri Handayani sangat kita butuhkan
untuk di masa depan.
Pendidikan Perguruan Taman Siswa pantas
rasanya kita kedepankan di era sekarang ini. Era yang serba syarat konplik.
penuh dengan demo-demo, kreatifitas yang kebablasan, karakter bangsa yang mulai
luntur, kepribadian yang semakin sirna dari akhlaqurkarimah, dan ego yang
tinggi untuk menyelesaikam masalah semau dan seenaknya tanpa memikirkan orang
lain
B.
SARAN
1. Sistem
pendidikan sebaiknya tidak bersifat memaksa atau menekan peserta didik, karena
peserta didik memiliki hak untuk mendapatkan rasa nyaman dan rasa merdeka dalam
artian tidak merasa tertekan ketika belajar.
2. Seorang
pendidik yang baik sebaiknya memiliki daya kreatifitas yang tinggi sebelum
memberikan ilmu kepada peserta didik, sehingga dapat membantu perkembangan daya
kreatifitas peserta didik.
3. Pendidikan
harus berlangsung dalam keadaan yang nyaman dan menyenangkan
DAFTAR PUSTAKA
Bradjanegara, Sutedjo. 1956. Sejarah Pendidikan di Indonesia. Yogyakarta
Barnadib, Sutari Imam. 1983. Sejarah Pendidikan. Yogyakarta: Andi Offset
Mestuku,
Sumarsono.1979.Pendidikan di Indonesia
dari Jaman ke Jaman.Jakarta: Balai Pusaka
Baihaqi,nif.2013.Tokoh Pendidikan.Banduung:Nuansa
Cendikia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar